Archive for 2017-02-19
Khianat
Kursi tua menjadi saksi sebuah temu
.
Melukai jiwa dengan darah yang mulai menghitam
.
Menusuk jantung dengan pisau tumpul
.
Merobek hati dengan manisnya kecupan
.
Siang itu kau titipkan padaku sebuah janji
.
Yang ku tau takkan kau tepati
.
Untuk apa kau tuangkan birahi yang sudah tenggelam
.
Untuk apa kau biarkan sukma mengalir ke tempat yang suram
.
Padamu??
.
Aku terludahi dan tersudahi
Kazumi Yoshiko
Gelas Kaca
Sujud
Pict By Google
Aku hanyalah seorang hamba yang berlumuran dosa
Berharap menemukan sajadah dalam diri
Yang tiap detiknya
Bisa ku pakai untuk bersujud
Hujan yang turun menempati musim
Pohon yang berbuah segar
Matahari tersenyum dalam terik bersinar
Rembulan yang sendu termeram
Angin yang bertiup lembut dan kencang
Air mengalir dengan lirih
Siang yang beranjak benderang
Malam yang bangga dengan gulita
Ayam berkokok membangunkam diri
Hewan berkeliaran menghiasi rimba
Kumbang tersenyum menghisap sari
Kau tau
Semua itu adalah bentuk Sujud seorang Hamba kepada-NYA
Jika layaknya setiap langkah adalah sujud
Maka deruh napas ini akan selalu mengagungkan nama-NYA
Apakah kita sudah lebih baik dari sekumpulan semut yang selalu bermesraan
Apakah kita sudah lebih baik dari segerombolan lebah yang datang membela kawan
Apakah kita sudah lebih baik dari hujan yang setia membagikan rezeki kepada penduduk bumi
Jika layaknya sujud adalah sebuah pengharapan yang mengharap balas
Lalu bagaimana dengan sujud-sujudmu selama ini?
Kazumi Yoshiko
Gelas Kaca
Kesaksian Seorang Murid
Pict by google
Kesaksian Seorang Murid
Jubahnya merah terkebas kemarau sebelum terkulai dalam tangan seorang perempuan. Enggan ia menengadah ketika berjalan sebab hidup yang menancapkan diri tak pernah bisa dipanggul. Tingkap yang terbuka menurunkan orang lumpuh di atas sepasang kakinya yang fasih menapak dan hampir tak lagi ia gunakan. Tilam yang tergelar telah sempurna menjadi alas bagi pinggan dan pialanya. Ia memang masih menapak dalam bentuk ketika si lumpuh mulai berjalan dan para tahir sekejap melupakannya. Langit di atas menjadi atap yang terpuji ketika menyembulkan tiang-tiang awan. Laut di bawah menjadi kesedihan yang lengkap ketika menyembunyikan duka nestapa Yunus. Mulailah ia mengambang di tengah-tengah dengan kaki yang terkepung dua belas bintang dan mahkota matahari yang lembut dan keemasan. Para nelayan yang sebentar lagi menebar jala sekejap tersadar bahwa ia tak benar-benar menapak ketika melaju di atas air sambil menjaga agar batu karang yang turut tidak tenggelam.
Ia menumbuhkan rumput bagi sisi kambing yang gersang, mengusap tanduk di kepala kemarau yang lembut dan mengisi penuh anggur ke dalam tempayan tuan pesta yang kosong. Ia menyisihkan air dari tempayan pembasuhan untuk menenggelamkan kota ketika para pembangkang mencoba mengacungkan pedang. Buluh yang terkulai memang tidak akan dipatahkan sebab ia menciptakan tanpa menyentuh dan melenyapkan hanya dengan memejam. Rohnya ia tinggalkan dalam tubuh pelacur terakhir yang disentuhnya sebelum ia memilih meninggikan diri untuk menegaskan bahwa kenisah tiga puluh tiga tahun yang rubuh memang dapat dibangun kembali oleh tukang bangunan yang cermat dan batu penjuru yang tepat hanya dalam tiga hari.
(Naimata, 2013)
Mario F Lawi
Dibodohi Rasa
Pict by Google
Rasa ini membodohiku
Dunia khayalan mencaci ku
Menertawaiku ketika terbang bersamamu
Memeluk dan menggigit bibirmu
Dunia khayalan mencaci ku
Menertawaiku ketika terbang bersamamu
Memeluk dan menggigit bibirmu
Aku terkurung dalam penjara rasa
Menatapmu saJa aku tak berani
Lalu, bagaimana mungkin khayalanku nyata
Dan lagi aku dibodohi oleh rasa
Menatapmu saJa aku tak berani
Lalu, bagaimana mungkin khayalanku nyata
Dan lagi aku dibodohi oleh rasa
Kazumi Yoshiko
Gelas Kaca
TerASAasing
Pict by Google
Dulu kita dekat sangat dekat
Bahkan bisa dikatakan jarak antara kita hanyalah sebuah pintu yang bebas kapanpun kau hendak membukanya....
Bahkan bisa dikatakan jarak antara kita hanyalah sebuah pintu yang bebas kapanpun kau hendak membukanya....
Tapi kini kita terasa asing.
Takku temui lagi kita yang dulu.
Kamu yang dulu mengetahui keseharianku
Kamu yang dulu mengetahui isi hatiku (bahagiaku,sedihku)
Begitupun sebaliknya.
Takku temui lagi kita yang dulu.
Kamu yang dulu mengetahui keseharianku
Kamu yang dulu mengetahui isi hatiku (bahagiaku,sedihku)
Begitupun sebaliknya.
Kita telah berubah menjadi
Aku dan kamu
Semua menjadi asing
Aku dan kamu
Semua menjadi asing
Menjadi asing memang tak mudah.
Tapi itulah kita yang sekarang
Ter(asa)asing satu sama lain
Ter(asa)asing satu sama lain
Kazumi Yoshiko
Gelas Kaca
Rindu
Pict by Google
Malam sunyi mencekam jiwa.
Menjerit hingga suara terbang menembus awan.
Sendiri aku termenung memunggung malam.
Sendiri aku meratapi langit.
Sendiri aku meratapi langit.
Rindu memanG menyakitkan
Meremukan hati hingga debu.
Oh Allah.....
Tawanlah rindu
Kurung ia disudut jeruji
Tawanlah rindu
Kurung ia disudut jeruji
Ajari ia bertahan dan bersabar
Ajari ia mengerti tanpa harus dipahami
Ajari ia mengerti tanpa harus dipahami
Agar ia tak membunuhku perlahan
Kazumi Yoshiko
Gelas Kaca
#WanitaGelasKaca