Archive for 2018-07-22
kamu-KITA-ku
Tak mengapa jika KITA bukan lagi empat huruf yang beraturan
K I T A
kebersamaan yang telah usai di persimpangan jalan yang belum menemukan ujung
Disetiap kenang yang tidak menjadi sebuah kenangan
K I T A hanya sebuah ketidaksengajaan yang disengaja untuk
hadir sebagai sebuah kekeliruan
Kekeliruan yang bisu
Ketidaksengajaan yang tuli
Dan kenangan yang buta
Untuk kamu-KITA-ku yang dulu
Dan yang kini telah tiada
Ajari aku cari melupa agar bisa menghapus ukiran namamu di
dada
Seperti ombak menyapu lukisan dipantai
Tulisan singkat ini untuk kamu-KITA-ku yang dulu
Tulisan Pendek Untuk, Be!!!
Hai Be
Apa kabarmu? Lama tak menyapa, semoga saat ku menyapamu
dengan tulisan pendek ini kamu selalu dalam keadaan baik dan tidak
kurang apapun.
Entah darimana aku harus memulainya aku cukup kebinggungkan
saat hendak menulis tulisan singkat ini yang khusus akan ku persembahkan
untukmu.
Be, kamu tau semenjak kamu tak lagi ada dan senyummu telah
hilang tersapu angin
Aku mencoba mengumpulkan sisa debu yang disebabkan angin
itu.
Kepergianmu cukup membuat luka yang begitu dalam dan luka
paling kejam di hidupku.
Kini luka itu terkubur dalam tubuhku.
Ia bermakam dibagian utama jiwaku, kau tau itu apa Be, Ia
adalah hati.
Hati yang sengaja ku simpan untukmu.
Untuk kita mungkin itu lebih tepat dan memang sudah
seharusnya begitu.
KITA, ah aku rindu menyebut kita untuk kamu dan aku.
Be,apakah dialam sana kamu baik?
Siapa yang menemanimu?
Apakah dia baik, cantik, hebat dan lebih mengerti bagaimana
kamu dibandingkan aku.
Semoga saja begitu dan tentu itu harapanku aku berharap kamu selalu baik.
Walau sebenarnya aku
sedikit munafik ketika mengharap kamu baik dengan selain aku.
Mereka berkata aku bodoh, tolol, begok atau apalah itu
namanya mungkin sejenis seperti sederet kata yang baru saja aku tulis.
Untuk yang terakhir yang ingin ku kata
Bahwa aku masih mengharapmu untuk datang menjemput senja
bersamaku.
Jakarta, 27 Juli 2018