Gelas Kaca

Segala sesuatu bergerak sesuai keadaan seperti contoh daun gugur karena memang sudah saatnya daun itu gugur.

Jadi tidak perlu dipaksakan ataupun dipertanyakan jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi di luar kendali manusia begitu juga dengan kebahagiaan.

Kebahagiaan diciptakan sendiri bukan ditentukan oleh orang lain. Sudahkah kamu menciptakan kebahagiaanmu sendiri?

Dalam ilmu filsafat ada satu filosofi yang relevan dengan kehidupan manusia untuk menciptakan kebahagiaan yaitu filosofi stoikisme, stoicism atau stoik.

Stoikisme adalah konsep untuk menciptakan kebahagiaan atau menghindarkan energi negatif dengan cara berperilaku atau memberi respon terhadap sesuatu dalam kehidupan.

Dikutip dari buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring menyebutkan bahwa Stoikisme adalah Filsafat yang berasal dari Yunani Kuno dan didirikan di kota Athena, oleh Seorang filsuf Yunani yang bernama Zeno.

 

Konsep Stoikisme sendiri adalah hidup selaras dengan alam dengan mengikuti hukum yang berlaku di alam semesta ini sehingga terciptanya keseimbangan.

 

Manusia hidup di alam dan tidak dapat terlepas dari alam maka diperlukan keselarasan antara keduanya.

Seharusnya manusia bisa menghindari kondisi untuk tidak terpengaruh dan kesedihan, sukacita, keluhan dan hasrat.

Selain itu Stoikisme juga meyakinkan bahwa setiap orang memiliki sumber daya dalam batinnya sehingga mendorong untuk berkembang dan menghasilkan energi positif untuk mencapai sesuatu.

Seorang yang menerapkan Stoikisme tidak mudah menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi dan juga tidak mudah mengeluh mereka mengambil tanggung jawab atas apa yang telah dikerjakan.  

Menurut Hendry Manampiring dalam bukunya yang berjudul “Filosofi Teras” hal yang ingin dicapai oleh Stoikisme adalah:

Pertama, Melepaskan emosi negatif dengan memfokuskan diri kepada hal yang bisa dikendalikan oleh pikiran sehingga terbebas dari rasa curiga, amarah, sedih, cemburu dan lain sebagainya.

Kedua, Hidup dengan mempertajam pikiran positif dan mengarahkan kepada hal-hal baik seperti kemampuan dalam mengambil keputusan, bersikap adil terhadap sesama, berpegang teguh pada prinsip dan mampu mengontrol nafsu dan emosi.

Adapun manfaat Stoikisme dalam kehidupan antara lain:

1. Melatih diri agar terhindar dari energi negatif dan mampu mengontrol diri atas apa yang terjadi.

2. Bersikap realistis terhadap kehidupan dengan tidak memaksakan kehendak.

3. Menjadi terbiasa bersyukur karena melihat sesuatu dari hal yang positif dan menyampingkan hal negatif atau dengan mengubah cara pandang terhadap sesuatu.

Konsep Stoikisme jika diterapkan dapat menjadi solusi untuk mencapai hidup bahagia dan tenang dalam menjalani segala aktivitas yang ada karena mengajarkan tentang penerimaan dan pengendalian terhadap apa yang bisa dikendalikan maupun yang tidak bisa dikendalikan.***

Link Sumber:

Buku Filosofi Teras, Karya Henry Manampiring. (Sumber halal)

Buletin of Counselling and psychoterapy / vol 3 No. 2, september 2021 / 99