Gelas Kaca

Kembalinya Surau Tua Oleh: Rani Haulya Di tempatku surau hanya menjadi bangunan tua dan rumah singgah.

Kabar duka Apa yang disembunyikan dari malam ketika pintu dan jendela tertutup rapat Desauan angin seakan.

Pada angin yang memburu ombak dengan gelombang . Buih air yang menggaramkan lautan . Pantai dan pulau.

Kawan-kawan, sudah jelas bahwa sumber kesengsaraan hidup kita tak lain adalah tirani manusia. Maka hanya.

Memutuskan untuk terbang Pergi dan melaju mengambil jalan yang tak semua insan menyukainya Seorang.

Hujan telah berhenti tapi mendung masih tersisa Malalo, 2016 .... Singgah aku hanya singgah sebagai.

Teruntuk perempuan yang berada dalam gambar.. Selamat pada dirimu yang mampu bertahan hingga detik ini.

Sukab yang malang, Senja yang kau kirimkan sudah kuterima, kukira sama lengkap seperti ketika.

Alina tercinta, Bersama surat ini kukirimkan padamu sepotong senja–dengan angin, debur ombak, matahari.

Tak mengapa jika KITA bukan lagi empat huruf yang beraturan   K  I  T  A kebersamaan.

Hai Be Apa kabarmu? Lama tak menyapa, semoga saat ku menyapamu dengan  tulisan pendek ini .