Posted by : Gelas Kaca January 18, 2015

Sedikit review kebelakang,,,, 
Ekonomi Maritim 
yaaa... Indonesia memang disebut dengan negara maritim ini karena luas daratan kecil dari pada lautan. 



EduSkill Melalui P3 (Pembelajaran, Pengelolahan dan Praktek Lapangan) Dalam Pengembangan Ekonomi Maritim Lebih Baik
oleh : Rani Haulya Andri
NIM : 41202094
Manajemen Perbankan Syariah 2012 C

            Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kekayaan alam. Letak astronomis Indonesia berada pada 60 LU  – 110 LS  dan 950 BT – 1410 BT yang terletak antara lautan Pasifik dan lautan Hindia, antara benua Asia dan benua Australia dan pada pertemuan dua rangkaian pegunungan.  Sebagai negara kepualauan terbesar di dunia Indonesia memiliki luas wilayah laut sebesar 5,8 juta km2 yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,2 juta km2  dan wilayah Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI) 2,7 juta km2. Selain itu, terdapat 17.504 pulau di Indonesia dengan garis pantai sepanjang 95. 181 km. (www.ppk-kp3k.kkp.go.id)
            Dengan posisi geografis Indonesia yang strategis seharusnya mampu meningkatkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik  lagi. Jauh sebelum Indonesia merdeka, kekayaan negeri ini sudah dimanfaatkan oleh negara-negara luar.  Beberapa kerajaan yang sempat menguasai Indonesia pada dahulunya mampu menguasai lautan dan armada kapal yang besar. Alur lautan juga menjadi pusat perdagangan Internasional. Islam masuk ke Indonesia  karena alur perdagangan laut. Selat Malaka dan jalur ALKI secara umum merupakan jalur perdagangan strategis yang dilalui oleh kapal-kapal perdangangan dunia dengan volume perdagangan mencapai 45% dari total ini perdagangan seluruh Indonesia. Sampai saat ini, Laut Indonesia berpotensi meningkat di masa yang akan datang.
Potensi Laut Indonesia  
            Indonesia merupakan negara yang kaya dengan  hasil lautan yang berlimpah. Ini bisa dilihat pada luasnya lautan dibandingkan daratan, luas lautan mencapai 3,5 juta km2  dan luas daratan mencapai 1,9 juta km2 . Dengan ini bisa dilihat bahwa potensi kedudukan laut dalam memajukan sistem perekonomian Indonesia lebih besar dibandingkan daratan. Ini semua tentunya tidak terlepas dari bagaimana manusia mengelolahnya.  Kekayaan  dan keindahan lautan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi negara luar untuk menguasai hasil laut di Indonesia. Maka dari itu dirasa penting pemerintah untuk  menyusun strategi tentang bagaimana cara pengelolahan laut yang benar agar  rakyat Indonesia tidak terkecoh dengan  rayuan-rayuan negara asing yang ingin memanfaatkan kekayaan laut Indonesia.
            Menurut data food and agriculture organization pada 2012 Indonesia menempati posisi  ketiga terbesar di dunia dalam produksi perikanan dan juga 70% potensi minyak.  Dari 100% hasil laut yang di ekspor yang dapat dirasakan manfaatnya hanya 40% oleh rakyat Indonesia.  Oleh karena itu Indonesia butuh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dan mempunyai skill untuk mengelola hasil kekayaan laut tersebut. Sehingga angka impor bisa diperkecil dan Indonesia mandiri dari sisi pengolahan sumber daya alamnya.
            Saat ini, Indonesia diketahui memiliki 13 spesies rumput laut, 461 spesies karang dengan 91 spesies Acropora (marga dari karang yang biasanya berbentuk seperti meja atau bercabang). Indonesia memiliki jumlah Acropra terbanyak dari 114 spesies Acropora yang dimiliki dunia. Indonesia juga tercatat memiliki 88 spesies mangrove. Laut Indonesia juga memiliki enam spesies penyu dari tujuh spesies di dunia. Laut Indonesia juga menjadi sebagai pusat distribusi ular laut. Dari 50 spesies ular laut di dunia, 37 di antara ada di laut Indonesia. Selat di Indonesia juga menjadi koridor penting bagi migrasi ikan paus. (www.republika.co.id)

            Data diatas menjadi bukti kekayaan laut Indonesia. Spesies laut, ikan-ikan, koral, dan terumbu karang, adalah contoh kecil dari kekayaan laut Indonesia yang melimpah. Kalau saja itu dapat dikelola dengan baik, tentu citra Indonesia sebagai negara maritim akan semakin diakui oleh dunia Internasional.

            Dengan potensi laut Indonesia tersebut, sudah semestinya Indonesia bisa menjadi negara penghasil garam terbesar. Namun sangat disayangkan sekali garam yang di konsumsi di Indonesia masih banyak hasil impor. Total produksi garam dari petambak dalam program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) dan non Pugar, serta PT Garam, pada tahun 2013 mencapai 1,32 juta ton. Sementara itu, sisa produksi garam 2012 mencapai 641.700 ton sehingga total pasokan garam konsumsi pada 2013 mencapai 1,96 juta ton. Pasokan garam ini bisa memenuhi kebutuhan garam konsumsi 2013 sebesar 1,44 juta ton. Artinya, sisa stok garam konsumsi yang belum terserap masih 0,52% juta ton. (tribunnews.com)
            Pada tahun 2013 Indonesia mempunyai stock garam sebanyak 1,5 juta ton sampai 1,6 juta ton. Tingginya permintaan pasar dan meningkatkan kualitas garam dalam negeri memberikan semangat baru bagi petani untuk meningkatkan produktifitas mereka. Harga garam terus naik dari Rp. 150/kg sampai Rp.200/kg  dan menjadi Rp. 600/kg. Membaiknya kualitas garam membuat pemerintah menaikkan harga pokok penjualan (HPP) menjadi Rp. 750/kg, sementara untuk garam kualitas produksi 1 (KPI) Rp 550/kg. Dengan keadaan seperti sekarang ini gairah petani garam yang sempat redup lama kelamaan akan bangkit kembali. Untuk memenuhi kebutuhan garam konsumsi, Indonesia relatif bisa memenuhi sendiri, namun untuk keperluan industri masih harus mengandalkan impor dari berbagai negara. (www.medanbisnisdaily.com)
            Peran pemerintah tentunya menjadi sangat dominan dalam mempertahankan dan menjaga potensi kelautan maritim agar menjadi lebih baik. Mentri kelautan dan  perikanan yang seharusnya menjadi pengawas  namun pemerintah tidak memiliki hak penuh untuk melakukan penjagaan wilayah laut karena adanya instalasi lain  yang mengklaim  dan  berhak menjaga laut. Meskipun lautan Indonesia sudah dijaga oleh pemerintah dan beberapa lembaga swasta namun pada kenyataannya  lautan Indonesia masih banyak dimasuki oleh nelayan asing untuk mencuri hasil laut Indonesia.  
            Untuk menyelesaikan permasalah ini diperlukan pemahaman yang baik pada inti masalah. Bila dikaji secara mendalam, inti dari permasalahan ini adalah kurang pedulinya masyarakat dan pemerintah terhadap hasil laut. Padahal perairan laut Indonesia sangat ideal untuk menghasilkan garam dengan kualitas super yang  mengandung yodium tinggi dan tentunya sangat baik untuk kesehatan.
Dalil-Dalil tentang Lautan
            Sebelumnya kita harus melihat dan menelaah beberapa dalil yang dijelaskan Allah dalam Alqur’an tentang potensi laut, agar menjadi semangat dan motivasi untuk mengelola hal tersebut sebagai bukti tanda syukur kepada Allah SWT.
            Allah SWT berfirman :
v      وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
v  Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (QS. An-Nahl [16] : 14).

v      رَبُّكُمُ الَّذِي يُزْجِي لَكُمُ الْفُلْكَ فِي الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
v  Tuhan-mu adalah yang melayarkan kapal-Kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu.(QS. Al Isra [17] : 66).

v      وَمَا يَسْتَوِي الْبَحْرَانِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ سَائِغٌ شَرَابُهُ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَمِنْ كُلٍّ تَأْكُلُونَ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُونَ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
v  Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari ffv skarunia-Nya dan supaya kamu bersyukur. (QS. Al Fathir [35] : 12).

            Melalui ayat-ayat diatas dijelaskan bahwa manusia diwajibkan untuk mengelolah atau memanfaatkan hasil laut.  Pada laut terdapat sumber kekayaan alam yang berlimpah. Laut juga merupakan sumber kehidupan. Maka dari itu dengan penjabaran masalah-masalah kelautan yang dihadapi oleh Indonesia bisa teratasi jika SDM bisa memaksimalkan potensinya dalam pengelolahan hasil laut.
Optimalisasi Hasil Laut
            Isu-isu tentang ekonomi maritim memang sedang hangat-hangatnya dibicarakan, ini merupakan ide yang dicetuskan oleh pemerintah baru Indonesia  dalam rangka  untuk memajukan perekonomian maritim ini. Untuk mendukung program pemerintah tersebut, dalam essay ini saya gambarkan beberapa program yang bisa digunakan untuk mengoptimalkan sumber daya manusia dalam pengolahan sumber daya alam.

            Dalam pengelolahan SDA yang ada di laut, menuju lebih baik lagi guna untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, maka ini semua tentunya tidak terlepas dari peran pemerintah dan masyarakat dengan memberdayakan SDM yang ada. Seperti pemerintah meningkatkan lagi swasembada kelautan, memperbarui atau mengamandemen peraturan tentang kelautan yang dirasa kurang maksimal. Dan juga dengan perbaikan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan kelautan (maritim) di Indonesia yang belum memadai.
             Masyarakat dituntut untuk cerdas dan lebih jeli lagi dalam menyikapi potensi-potensi yang ada pada lautan Indonesia ini.  Selain itu jika ada masyakat bisa melihat potensi tersebut maka ini bisa membuka lapangan pekerjaan baru, guna untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Angka pengangguran per Februari 2014 tercapat 5,94%   dan angaka kemiskinan per Maret 2014 adalah 11,35%. (regional.kompasiana.com)
            Pengelolahan SDM dengan membangun sebuah perkampuangan atau daerah yang berisikan masyarakat kecil  yang khusus dipilih untuk pengelolahan dan pengoptimalan hasil laut Indonesia.
            Beberapa langkah yang ditempuh dalam mewujudkan ekonomi maritim lebih baik antara lain :
1.      Memfasilitasi

      Langkah pertama yang dilakukan sebagai rakyat Indonesia  yang peduli akan kekayaan alam yakni  mencoba bekerja sama dengan pemerintah. Pemerintah berperan sebagai badan yang memfasilitasi untuk pembelajaran dan pengenalan tentang lautan Indonesia serta cara pengelolaannya. Fasilitas yang bisa diberikan pemerintah berupa dana atau fasilitas sarana dan prasarana.  

2.      Edukasi dan Skill Training
            Langkah kedua yang dilakukan adalah melakukan edukasi terhadap para masyarakat yakni berupa praktek lapangan langsung dengan mempelajari kekayaan laut Indonesia, ,mulai dari memaparkan banyaknya potensi ikan, kepiting, garam, minyak bumi dan lain sebagainya. Setelah itu baru mulai untuk memberikan pelatihan-pelatihan khusus sebagai tahap awal. Edukasi dan skiil training berjalan secara continue sehingga masyarakat paham dan mempunyai kemampuan yang bisa diandalkan dalam pengelolaan kekayaan laut Indonesia. Edukasi dan skill training ini bisa diberikan kepada masyarakat yang putus sekolah dan  penggangguran.
3.      Menghasilkan SDM Yang Produktif
            Setelah SDM di berikan edukasi dan skill training tentang  lautan Indonesia, diharapkan pada edukasi dan skill training ini menghasilkan output yaitu menghasilkan SDM yang mengubah kebiasaan mayarakat Indonesia yang biasanya konsumtif menjadi produktif. Dan dengan adanya pembelajaran ini juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi para pengangguran. Hingga akhirnya bisa menguranggi angka pengangguran atau bahkan kemiskinan.
        Menurut ulama kontemporer Syed Nawad Haidir Naqvi Ada lima sasaran kebijakan     yang bisa ditarik dari etika ekonomi Islam, yaitu : (http://hanifmuslimmuis.blogspot.com)
a. Kebebasan Individu
b. Keadilan Distributif
c. Pendidikan Universal
d. Pertumbuhan Ekonomi
e. Menciptakan Lapangan Kerja Secara Maksimal

 - Taksonomi Instrumen Kebijakan
a. Institusi Kepemilikan Pribadi
b. Kebijakan Peningkatan Pertumbuhan
c. Sistem Jaminan Sosial
d. Masalah Kepemilikan Publik

Solusi yang ditawarkan :

            Pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk mengadakan pengenalan dan pembelajaran kepada masyarakat tentang laut. Dengan fasilitas yang  diberikan oleh pemerintah ataupun masyarakat yang berperan di dalamnya, maka SDM bisa diberdayakan dengan cara memberikan mereka edukasi dan skill training. Berdasarkan pendapat dari Syed Nawad Haidir Naqvi pendidikan itu penting dan mencakup universal atau tidak terbatas, jadi dimana saja dan kapan saja kita bisa menuntut ilmu.     
            Dalam edukasi dan skill training yang dilakukan tentunya bukan hanya sekali, tetapi bersifat continue. Edukasi dan skill training ini berupa pembelajaran SDM, pengelolahan SDM dan Praktek langsung ke laut-laut yang potensi garamnya bagus.  Maka dengan ini terciptalah masyarakat yang paham dan berkompeten dalam bidang kelautan ini. Setelah mereka mengenal potensi yang ada di laut maka itu semua akan membuat mereka menjadi masyarakat yang produktif  dengan terus mengali dan mengolah kekayaan-kekayaan yang ada di laut. Masyarakat yang sudah  menjadi produktif  diharapkan mereka terus berkembang hingga bisa menciptakan lapangan pekerjaaan sendiri hingga membuka peluang untuk masyarakat lainnya.
            Terciptanya lapangan pekerjaan secara maksimal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik dengan berkurangnya angka penggangguran yang akan mempengaruhi angka kemiskinan. Berkembangnya hasil laut juga akan mempengaruhi cadangan devisa negara bisa bertambah.  Distribusi zakat juga akan berjalan lancar dan bagus. Karena pada dasarnya hasil laut juga dikenakan zakat, ini dijelaskan oleh  Imam Ahmad dalam kitab Al-Mughni,  menyebutkan bahwa zakat ikan atau tangkapan hasil laut  dikenakan zakat setelah mencapai nisabnya.  


Kesimpulan
            Pada laut terdapat sumber kekayaan alam yang melimpah, terutama produksi garam di Indonesia yang pada kenyataannnya masih banyak yang di impor dari berbagai negara. Padahal Indonesia sendiri bisa menghasilkan garam dengan kualitas baik.
            Ketidaktahuan atau kurangnya pengetahun masyarakat tentang laut mungkin ini yang menjadi salah satu faktor mengapa sumber daya alam yang ada di laut belum bisa di optimalkan secara maksimal. Dengan menerapkan sasaran kebijakan yang dikemukakan oleh Syed Nawad Haidir Naqvi yaitu diantaranya : kebebasan individu, keadilan distributuf, pendidikan universal, pertumbuhan ekonomi hingga menciptakan lapangan kerja secara maksimal.



Daftar Pustaka
v  (regional.kompasiana.com)
v  (tribunnews.com)

- Copyright © Gelas Kaca - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -