- Back to Home »
- POLITIK ISLAM
Posted by : Gelas Kaca
January 01, 2023
Politik dalam bahasa Arab disebut as-siyasah berarti mengelolah, mengatur, memerintah, dan melarang sesuatu. Atau secara definisi berarti prinsip-prinsip dan seni mengelola persoalan publik. Kata politik sama sekali tidak tercantum di ayat Al-Qur’an, tapi itu tidak berarti bahwa Islam tidak mengenal konsep akidah begitu juga dengan politik.
Esensi politik dengan makna pemerintah dan pengelolahan manusia sangat banyak terdapat di Al-Qur’an diantaranya QS. An-Nisa’ : 54 dan 58, Al-Hajj : 41. Kata yasusu menjadi akar kata as-siyasah dalam hadis menunjukan bahwa masyarakat harus memiliki seseorang yang mengelola dan memimpin mereka ke jalan yang benar, dan membela yang teraniaya dari para pelanggar hak.
Makna utama politik adalah pengelolahan urusan manusia sedangkan baik atau buruknya pengelolahan, itu urusan lain. Perbedaan utama antara politik umum dengan politik Islam itu ada pada standar syariah Islam. Rasul mengajarkan persaudaraan dan persatuan masyarakat suatu negara, Rasul mengirimkan utusan yang merepresentasikan Islam ke negeri-negeri tetangga, Rasul melarang memerangi kaum kecuali jika mereka yang mulai mengintervensi dan memerangi. Aktivitas politik bermakna membuat manusia lebih dekar kepada kebaikan.
Masyarakat Arab dibagi menjadi dua, yaitu masyarakat perkotaan dan pedesaan. masyarakat pedesaan. Masyarakat Arab sama sekali belum mengusasai politik sebelum Rasul SAW. Diutus. Mereka bahkan tidak berpikir untuk mengangkat salah seorang pemimpin untuk menyatukan puluan suku yang ada. Masyarakat yang dikenal jahiliyah atau bodoh itu sebetulnya pandai benar bersyair. Akan tetapi kebaikan dan keunggulan yang Allah anugerahkan kepada mereka itu terkotori tingkah yang bermasalah. Karena mereka menyalahgunakan kepintaran mereka maka Allah menggubur potensi-potensi yang Allah anugerahkan kepada mereka inilah yang disebut dengan kaum jahiliyah. Hingga akhirnya mereka berhenti setelah datangnya nabi Muhammad SAW.
Rasulullah membutuhkan sebuah sarana besar untuk menunjukan kepada dunia bahwa Islam adalah pilihan yang mampu mengelola seluruh detail kehidupan manusia. Rasulullah membutuhkan institusi untuk mengakomodasi persatuan umat Islam, dan memastikan agar syariat memimpin satuan terkecil kehidupan masyarakat yaitu negara. Rasulullah membangun unsur negara Islam pertama di Madinah, negara pionir yang kemudian hari menjadi basis perluasan ke seluruh dunia.
Politik Rasul di Mekkah dari Gua hira untuk membangun Negara.
Mencetak Manusia Baru. Rasulullah berhasil mengajak keluarga dan sahabatnya masuk Islam, kemudian Rasulullah melakukan dakwah secara terbuka namun tetap merahasiakan struktur gerakannya.
Manusia-manusia besar dalam asuhan. Unsur tarbiyah dalam generasi ini adalah Al-Quran dan Sunah Nabi-Nya. Kemudian ditambah dengan kehadiran Rasulullah saw secara pribadi ini merupakan unsure yng takkan terulang lagi. Rasulullah mendirikan sebuah madrasah yang dirahasiakan dari kafir QuraisyAjaran Islam di Mekkah tidak hanya tentang konsep ketuhanan, Islam juga diajarkan tentang hari kiamat, iman terhadap kisah-kisah para nabi terdahulu.
Prinsip Islam di Mekkah. Setelah Manusia dan Prinsip Hijarah, Rasulullah mempersiapkan kader atau manusia-manusia besar yang akan meninggian bendera Islam saat negara berdiri. Terminologi yang tepat untuk mengungkapkan sebuah perubahan sosial terencana adalah pembangunan. Pada fase Madinah ini Rasulullah konsen memenuhi unsur tanah dan pemerintahan atau kekuatan politik. Setelah Manusia dan Prinsip: Hijrah,. Rasul terus berencana agar sahabat mempunyai akses luas. Dipilih Habasyah, dimana ada seorang raja yang tak seorangpun dizalimi disisinya. Disana didapatkan space bagi pertumbuhan keislaman sebagian sahabatnya.
Politik Rasul di Madinah: Suasana Baru Masyarakat Baru. Setiap founding father negara yang ingin melakukan perubahan sosial terencana pastilah memerhatikan unsure tanah, masyarakat, dan pemerintah saat membangun negaranya.
1. Tanah dan pembangunan infrastruktur negara. Pembagunan dimulai dari masjid sebagai pusat ibadah dan menjadi tempat tinggal bagi pendatang.
2. Kekuatan politik. Kekuatan politik harus mempunyai struktual yang harus ditaati. Rasulullah segera membentuk aturan atau undang-undang yang akan ditaati dan menjadi landasan kehidupan manusia. Aturan politik disebut dengan Al-Madaniyyah atau Piagam Madinah. Piagam ini terdiri atas 47 pasal.
Post a Comment