Analisis Rasio Keuangan Bank
Pengertian Rasio Keuangan
Pengertian rasio keuangan menurut sofyan Syafri Harahap (2009,hlm.297) sebagai berikut:
“Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang releva dan signifikan (berarti).”
Pengertian rasio keuangan menurut Kasmir (2010,hlm.104) sebagai berikut:
“Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan.
Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun berbeda periode.”
Pengertian rasio keuangan menurut James C. Vann Home dalam Kasmir (2010,hlm.104) sebagai berikut:
“Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi konsisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.”
Jenis Rasio Bank
Rasio Likuiditas Bank
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat yang telah diajukan. Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank, semakin besar rasio ini maka semakin likuid.
Adapun jenis-jenis rasio likuiditas yaitu sebagai berikut :
Quick Ratio
Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan, dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank. Rumus untuk mencari mencari Quick Ratio :
Quick Ratio = Cahs Assets x 100%
Total Deposit
Investing Policy Ratio
Investing Policy Ratio merupakan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya. Rumus untuk mencari Investing Policy Ratio:
Investing Policy Ratio = securities x 100%
Total Deposit
Banking Ratio
Banking Ratio bertujuan mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disaluran dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah tingkat likuiditas bank, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari banking ratio :
Banking Ratio = total loans x 100%
Total deposit
Assets to Loan Ratio
Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Assets to Loan Ratio :
Assets to Loan Ratio = Total Loans x 100%
Total Assets
Invesment Portofolio Ratio
Invesment Portofolio Ratio untuk mengukur tingkat likuiditas dalam investasi pada surat-surat berharga. Untuk menghitung rasio ini, perlu diketahui terlebih dahulu securities yang jatuh waktunya kurang dari satu tahun, yang digunakan untuk menjamin deposito nasabah jika ada.
Cash Ratio
Cash Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Rumus untuk mencari Cash Ratio :
Cash Ratio = Liquid Assets x 100%
Short Term Borrowing
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio merupakan ratio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan di bandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri menurut peraturan pemerintah maksimum adalah 110%. Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio:
Loan to Deposit Ratio = Total Loans x 100%
Total Deposit + Equity
Rasio Solvabilitas Bank
Merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bak untuk melihat efesiensi bagi pihak manajemen bank tersebut.
Rasio ini bertujuan untuk mengukur efisiensi bank dalam manajemen aktivitasnya. Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
Primary Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauhmana penurunan yang terjadi dalam aset masuk dapat ditutupi oleh Capital Equity. Rumus untuk mencari Primary Ratio :
Primary Ratio : Equity Capital x 100%
Total Assets.
Risk Assets Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan penurunan Risk Asset. Untuk Rumus mencari Risk Assets Ratio :
Risk Assets Ratio = Equity Capital x 100%
Total assets – Cash Assets Securities
Secondary Risk Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur penurunan aaset yang mempunyai risiko lebih tinggi. Rumus untuk mencari Secondary Risk Ratio :
Secondary Risk Ratio = Equity Capital x 100%
Secondary Risk Assets
Capital Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalan menanggung pengkreditan, terutama risiko yang terjadi karena bunga gagal ditagih. Rumus untuk mencari Capital Ratio :
Capital Ratio = Equity Capital + Reserve For Loan Losse x 100%
Total Loans
Capital Risk sama dengan Secondary Risk Ratio
Capital Adequacy Ratio 1 (CAR1)
Untuk mencari rasio ini perlu terlebih dahulu untuk diketahui besarnya estimasi risiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan risiko yang akan terjadi dalam perdagangan surat-surat berharga.
Capital Adequacy Ratio 2 (CAR 2)
Rumus : CAR 2 = Equity Capital – Fixed Asses x 100%
Total Loans + Securities
Capital Adequacy Ratio 3 (CAR 3)
Rumus : CAR 3 = Equity Capital x 100%
Total Loans + Securites
Rasio Rentabilitas Bank
Rentabilitas rasio sering di sebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rentabilitas terdiri dari :
Gross Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengetahui presentasi laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya. Rumus untuk mencar gross profit margin :
Gross Profit Margin = Operating Income – Operating Expense x 100%
Opertating Income
Net Profit Margin
Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya. Rumus untuk mencari Net Profit Margin :
Net Profit Margin = Net Income x 100%
Operating Income
Return on Equity Capital (ROE)
Return on Equity Capital merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income. Rumus untuk mencari Return on Equity Capital :
Return on Equity Capital = Net Income x 100%
Equity Capital
Return on Total Assets
Gross Yield on Total Assets
Untuk mengukur kemampuan manajemen menghasilkan income dari pengelolaan aset. Rumus untuk mencari Gross Yield on Total Assets :
Gross Yield on Total Assets = Operating Income x 100%
Total Assets
Net Income Total Assets
Untuk mngukur kemampuan manajemen dalam memperoleh profita-bilitas dan manajerial efisiensi secara overal. Rumus untuk mencari Net Income Total Assets :
Net Income Total Assets = Net Income x 100%
Total assets
Rate Return on Loans
Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan perkreditannya. Rumus untuk mencari Rate Return on Loans :
Rate Return on Loans = Interest Income x 100%
Total loans
Interest Margin on Earning Assets
Interest Margin on Earning Assets merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya-biaya. Rumus untuk mencari Interest Margin on Earning Assets :
Interest Margin on Earning Assets =
Interest Income - Interest Expense x 100%
Earning Assets
Interest Margin on Loans
Rumus : Interest Income – Interest Expense x 100%
Total Loans
Laverage Multiplier
Laverage Multiplier merupakan alat untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola asetnya, karena adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat penggunaan aktiva. Rumus untuk mencari Laverage Multiplier :
Laverage multiplier = Total Assets
Total Equity
Assets Utilization
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan manajemen suatu bank dalam mengelola aset dalam rangka menghasilkan Operating Income dan Nonoperating Income. Rumus untuk mencari Assets Utilization :
Assets Utilization = Operation Income+Non Operating Income x 100%
Total Assets
Interest Expense Ratio
Interest Expense Ratio digunakan untuk mengukur besarnya persentase antara bunga yang dibayar kepada para deposannya dengan total deposit yang ada di bank. Rumus untuk mencari Interest Expense Ratio :
Interest Expense Ratio = Interest Expense x 100%
Total Deposit
Cost of Fund
Cost of Fund merupakan rasio untuk mengukur besarnya biaya yang dikeluarkan untuk sejumlah deposit yang ada di bank tersebut. Rumus untuk mencari Cost of Fund :
Cost of Fund = Interest Income x 100%
Total Deposit
Cost of Money
Rumus : Cost of Money = Biaya Dana + Biaya Overhead x 100%
Total Dana
Cost of Lonable Fund
Rumus : Cost Of Lonable Fund = Biaya Dana x 100%
Total Dana – Unloanable Fund
Cost of Operable Fund
Rumus : Cost of Operable Fund = Biaya Dana + Biaya Overhead x 100%
Total Dana – Unloanable Fund
Cost of Efficiency
Cost of Efficiency digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang dilakukan oleh bank atau untuk mengukur besarnya biaya bank yang digunakan untuk memperoleh earning asset. Rumus untuk mencari Cost of Efficiency :
Cost of Efficiency = Total Expence x 100%
Total Earning Assets
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, 2014. Manajemen Perbankan, Jakarta : Rajawali Pers. Hal 310-327
Harahap, Sofyan Syafri, 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hal 297
Karmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.